Jumat, 06 Januari 2012

MerajuT iMpiAN

Impian adlah sarana yang menGgiring qt ke Alam bwah sadar,..

Impian itu peta harta karun yg mengGiring qt kekayaan tanpa terbATaz

biarkn qt jdi " PEMIMPI "

TIDak ada yg tIdAk Mungkin,

Luar biasa

prozez tuk maju,
kzempatn tuk mNGenBNGkn diri

,Jaln hidup,. Pzikology , 
kekuatan fizik, pengethuan, kekayaAN,.
Juga mmbawa kbhagian kpd orng Lain,,

jalan tUK mnuju zukzez ini 

zlalu sdg dlm pembanguanan 
,truz mneruz, dperluas n tdk prnah Berakhir. 




YOU"LL  NEVER  WALK  ALONE

ALL Dream is notting is impossible

Mimpi adalah modal utAMA awal,. 
N kekuaTAN TrPnting Qt Dlm mnjaLAni KhIDUpan..

Impian yg bzar n sikap positif 

bz mMBwa qt k pUNCK kEZUKZEZAN,.
Tp hnya karakter yg baex 

yg akn mbuat Qt berthan d punck kzukzezan.

Hargailah impian - impian aANDA !!
Perlakukan cmua Mimpi
Lakzana Anda mmperlakukan smua yg anda CINTAI N SYANGI,

you"ll never walk alone

$o hrus bruBAH,.

Let others lead small lives,but not you,

let other$ argue over small hurts, but not you

let other$ leave their future in $omeone el$e'$
hand$,. But not you,
by.: Jim_Rohn





" smua orang baex yang sukses,
baik pria or wanita adalah paRA PEMIMPI BESAR

.
Mereka mmbyngkn maza depan .

Merka akan zperti apa!?.
Ideal dlm segala hal.
Selanjutnya mreka bekreja stiap hri

tuk mn7 IMPIAN mreka yg jauh,.
Yg jd Mkzud n 7an !."
by : Brian Tracy



you"ll never walk alone

renUNgkAn.. NgaYE mERjut MIMPI

" Jk tindakan anda mengilhami orang lain untUK berMIMPI lebih ,
beljar lebih,
bkerja lebih
n
jd Lbih bAEX..
maka ANda adalah seorang PEMIMPIN, PAHLAWAN, skali9us PEMEMENANG SEJATI..

by : John Quincy Adams
presiden Amerika Serikat
1825 - 1829..


" Jgn tkut menerima setiap peluang yg datang dgn kedua tangan terbuka.'"
pikirkn dlu.
By: Franklin D Roosevelt
presiden AS 1882-1945

Buka mata
buka telinga
buka hati
buka pikiran
renUNg kn.. NgaYE !!!

Be GRATEFUL to any DIFFICULTIES,. N ChaNGE To StroNG,.

Kezulitan sama halnya tantangan dan kekalahan,
mengndung bnih suka cita yg setra.
Carilah benih terzebut sampai anda MENEMUKNYA.
Next rawat llah bnih itu,
bantu lah Tumbuh,
n
ubahlah KEZUZAHN jadi KEMENANGN,
~napoleon hill

Grow Up with Difficulties,
what we can learn from the story is that.:
difficulties
importunity
n problems
are integral parts to our life.
We could not run away from them.
0n the contrary, by fully understanding about this matter,
we could survive against all incoMing blows and we cOULd recover quickly,..

The last thing
there is one way to deal with all the difficulties we have,
when it cOmeS TO u
keep your head upright.
THEN Look deeply into the creature,
whosep name is DIFFICULTY
while saying,* I am BigGer than U. There is n0 way U can beat me*
Then, say this entertaining
sentence repeatedly in your heart,
" ALL the TROUBLES WILL FLAY AWAY"

adrenalin

sang waktu kian memacu
Denyut nadiku
Kusiapkan diri depan kemudi
Menatap kemuka

Kupacu diri nie membelah angin
Selaju debar jantung
Kobarkan hasrat
Barakan semangat

Jadi yang terdepan
Inilah aku jiwa muda bergelora
Kunikmati sgala tantangan
Yang menghadang

Kan kupacu terus
Di bawah teriknya matahari
Kupacu dan kupacu lagi
Kutantang gelapnya malam

Inilah aku jiwa muda
Kunikmati sgala tantangan
Yang menghadang





=>ast

darkness n stars

Sometimes it takes darkness
to see the stars'
darkness is your problems 
which seemed very heavy n makes you almost fall surrender'''   

scintillation light star is the future of your dreams
that shines in your heart  

  now if we want to strive to penetrate the darkness

with a brave spirit and winning mentality to get the star's luster  

by: upline YNWA

Senin, 02 Januari 2012

JANGAN TUNGGU LAGI


f1.jpeg
CHEE_FISS_COOL
NGAYE   MERAJUT   MIMPI
Masa dEp@n g@k ditulis di  keninkk
T@piii masa dEp@n ditentukan sendiri
yang QT  Lakuin  hariii nieeee,,,,,,,,,,,,,,,,,,
                   Thinkkkkkkkk……….
Get FREEDOM
MOVE …….. MOVE ……MOVE…… MOVE……………
GET  UP,,,,,,,, GET  UP…..GET  UP,,, GET  UP,,,,,,,
 Think Ngaye Merjut Mimpi

Apakah   yang  Anda   tungggguuu
sebelum   anda  menjadi  pribadi   yang  lebih   kuat
daripada  rasa  malas  dan  keraguan  Anda???????????????????
Anda  yang  mnunggu   dtangnya  rasa  rajin
n keikhlasan   bekerja  keras
serta  kesadaran  jd  pribadi  DEWASA
yan9  bertanggung_jawab
Tapi yg  pstii  gk prlu d tunnGGgu…
ada Lah  kelemahan  hidup
yg menghruskan
bekerja   keras
di saat  terlalu  TUA   untuk  bekerja…
                    JANGAN   TUNGGU   LAGI
                              START   NOW

hidup terlalu singkat untuk berpikir kecil
n berbuat hal  yang kecil-kecil

pikiran               tindakan              hasil              masa depan

you”ll  never  walk alone
you”ll  never  walk alone


Menganalisis Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

BAB I

A.    Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati oleh orang yang sedang belajar. Disamping itu kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Belajar yang terjadi pada individu merupakan perilaku kompleks, tindak interaksi antara siswa dengan guru. Pada hakeketnya setiap manusia mempunyai rasa ingin tahu atau kebutuhan yang mendorong untuk mencari tahu untuk belajar. Pengetahuan atau informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber. Dalam proses belajar membutuhkan kemampuan mental siswa baik kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Fisika menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa yang terjadi di alam, teknik dan lingkungan di sekitar kita.Menurut Duxes (1996:4) dalam proses tersebut ditemukan sejumlah aturan di alam yang dapat menerangkan gejala alam tersebut secara logis dan rasional. Proses menguraikan dan menganalisis tersebut di dasarkan pada penerapan struktur logika sebab akibat .Karenanya Fisika sering diartikan sebagai pelajaran yang menuntut peserta didik menghapal rumus. Banyak peserta didik yang kebingungan saat diberi permasalahan yang sedikit rumit dan berhubungan konsep Fisika. Akhirnya muncul pendapat pelajaran Fisika mendapat julukan yaitu “sulit” dan “menyebalkan”.
Pada hakekatnya pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang membutuhkan pemahaman  dan penguasaan konsep. Dengan memahami konsep permasalah sehari–hari tentang fisika maupun permasalahannya,.maka peserta didik akan lebih mudah dalam mengerjakan soal. Disamping kurang pahamnya konsep,kesulitan peserta didik juga dikarenakan dalam pelaksanaannya pelajaran ini berkait erat hubungannya dengan matematika. Padahal tidak semua peserta didik memiliki kemampuan Logical Matematical Intelegence.
Menurut T. Amstrong (2004) dalambukunya“You’re Smarter Than You Think”, anak-anak memiliki Multiple Intelligence. Sedikitnyaada 8 kecerdasan yang dimiliki anak, yaitu :
  • Kecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic Intelligence)
  • Kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence)
  • Kecerdasan dalam menggunakan logika (Logical-Mathematical Intelligence)
  • Kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-Spatial Intelligence)
  • Kecerdasan dalam memahami tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
  • Kecerdasan dalam memahami sesama (Interpersonal Intelligence)
  • Kecerdasan dalam memahami diri sendiri (Intrapersonal Intelligence)
  • Kecerdasan dalam memahami alam (Naturalist Intelligence)

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagi Siswa
a.   Apa kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar, khususnya belajar fisika ?
b.      Faktor-faktor apa saja yang menghambat siswa untuk belajar ?
2.      Bagi Guru
a.       Apa kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajar fisika ?
b.      Metode pembelajaran apa yang digunakan sering digunakan?





C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dan guru  dalam belajar, khususnya belajar fisika.
2.      Faktor-faktor apa saja yang menghambat siswa untuk belajar.
3.      Untuk mengasah kemampuan atau ketrampilan dalam menyelesaikan masalah.
4.      Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah psikologi belajar.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan Teori
CTL ( Contextual teaching and learning)
CTL - Contextual teaching and learning adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai suatu strategi pembelajaran, diantaranya:
a.       Strategi pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.
b.      Strategi pembelajaran kontekstual memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. 
c.       Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan.  
d.      Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari orang lain.
Dari uraian di atas ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang CTL, pertama strategi pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks ini tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas.Asas –asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Ketujuh asas tersebut antara lain:

1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.Oleh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua factor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut.


2. Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.Dengan demikian dalam proses perencanaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

3. Bertanya
Belajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,sedangkan menjawab pertanyaam mencerminkan kemampuan sesorang dalam berpikir.Dalam proses pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.Karena itu peran bertanya sangat penting,sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbng dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.

4. Masyarakat belajar
Dalam CTL penerapan masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan belajarnya.Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan,yang cepat didorong untuk membantu yang lambat belajar.

5. Pemodelan
Yang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing.guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola dan lain sebagainya

6. Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.Melalui refleksi pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya.



7. Penilaian
Nyata Penilaian nyata (authentic assesement ) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak.apakah pengetahuan belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
B.    Hasil Wawancara
1. Apa kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar fisika?
Bagi Siswa:
-          Tidak bisa memahami atau menerima pelajaran yang diberikan oleh guru yang mengampu.
-          Kurang mengerti soal atau latihan-latihan yang diberikan guru.
-          Setiap diberikan soal tidak bisa mengerjakan dan selalu bergantung pada guru

Bagi Guru:
-          Kurang waktu, terlalu banyak materi
-          Hanya menekankan tentang persiapan UN, sehingga kurang menekankan pada konsep
-             Penguasaan matematika siswa yg sangat lemah
-             Siswa terlalu fokus hasil akhir bukan proses
2.  Apa faktor-faktor yang menghambat dalam belajar fisika?
Bagi Siswa :
-     Minimnya peralatan yang ada disekolah..
-     Guru kurang bisa memancing siwa untuk aktif, sehingga kelas monoton.
-     Kurang adanya diskusi dan latihan dikelas .
-     Kurangnya pembahasan latihan soal.
-     Minimnya praktikum sehingga siswa hanya berandai – andai atau membayangkan saja tanpa mengetahui bukti yang riil.

Bagi Guru :
-          Belum apa-apa siswa sudah beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang susah, sehingga siswa merasa malas untuk belajar.
-          Siswa juga kurang greget mau berusaha untuk belajar dan memahami fisika.
-          Siswa sudah menyerah terlebih dahulu untuk memahami fisika.

3.         Metode pembelajaran apa yang sering digunakan guru ?
 metode pembelajaran CTL ( Contextual Teaching Learning).

C.  Analisis
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat kita lihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar fisika karena beberapa hal, diantaranya: rasa malas pada diri siswa dan anggapan siswa bahwa fisika adalah pelajaran yang susah. Siswa yang selalu beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang susah tanpa mau berusaha untuk mempelajarinya, membuat guru susah untuk menjelaskan karena rasa malas tersebut membuat siswa tidak memperhatikan guru saat pelajaran berlangsung. Siswa lebih asik dengan dirinya sendiri tanpa memperhatikan pelajaran. Guru pun akan mengalami kesulitan dalam mengajar karena kurangnya antusias siswa dalam belajar fisika bahwa karena materi yang banyak sedangkan waktu yang telah ditentukan oleh silabus itu tidak yuntuk mencapai semua kopetensi dasar dan setandar kopetensi, karena ada tuntutan untuk lulus UN maka pengusaan konsep siswa kurang. Guru fisika bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar fisika dan prestasi belajar fisika siswa. Guru berperan dalam mengelola proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar sesuai pokok bahasan yang akan diajarkan di kelas. Hal-hal tersebut tidak akan berlangsung optimal tanpa antusiasme dan kegairahan siswa dalam belajar. Motivasi sangat berperan dalam membangkitkan minat dan perhatian siswa pada pelajaran. Dengan berbagai pendekatan motivasi belajar, seorang guru dapat melakukan upaya meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik siswa.
Hasil belajar fisika siswa biasa dievaluasi dengan tes formatif dan sumatif. Hasil yang tidak sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan dapat terjadi karena proses belajar mengajar yang tidak optimal. Strategi mengajar, pendekatan belajar atau metode belajar yang diterapkan guru mungkin tidak sesuai dengan pokok bahasan. Fasilitas dan sumber belajar yang tidak memadai dapat pula menjadi kendala.
Pendekatan humanistik dan kognitif lebih menekankan motivasi instrinsik daripada motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan dorongan dari dalam untuk melakukan sesuatu karena sesuatu itu sendiri. Contohnya, siswa yang belajar dengan giat karena menyukai pelajaran tersebut. Terdapat dua tipe motivasi instrinsik
(1) motivasi instrinsik dari penentuan dan pilihan sendiri
(2) motivasi instrinsik dari pengalaman yang optimal dan flow
Tipe pertama, siswa meyakini bahwa mereka melakukan sesuatu karena keinginan mereka sendiri, bukan karena nilai kesuksesan atau adanya reward eksternal. Dalam suatu studi, siswa SMA yang dibebaskan untuk mengorganisir demonstrasi eksperimen dalam pelajaran sains ternyata lebih perhatian dan berminat dalam praktikum di laboratorium daripada mereka yang harus mengikuti instruksi dan pengarahan saja.
Tipe kedua, motivasi instrinsik yang berasal dari pengalaman yang optimal akan menyebabkan orang lebih enjoy dan bahagia. Csikszentmihalyi meneliti selama dua dekade bahwa flow atau pengalaman yang optimal lebih sering terjadi ketika seseorang mengembangkan sense of mastery dan meresapinya dengan konsentrasi ketika melakukan kegiatan. Dia menemukan bahwa flow terjadi ketika seseorang mendapat tantangan yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah (Santrock, 2006). Soal-soal yang terlalu sulit menyebabkan kecemasan pada siswa dan yang terlalu mudah akan menimbulkan kejenuhan.
Guru fisika akan memberikan contoh soal atau problem solving secara bertahap dari soal yang mudah, sedang dan sukar menurut perkembangan kognitif siswa. Pemberian soal berjenjang dapat memacu siswa untuk mencoba, karena siswa memiliki harapan untuk menyelesaikannya. Pemilihan soal yang digunakan pada tes formatif dan sumatif yang derajat kesukarannya sedang, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Hal ini dapat meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk belajar fisika.
Pengalaman belajar fisika yang menyenangkan, baik di dalam atau di luar kelas merupakan salah satu situasi yang dapat mengantarkan flow siswa sehingga melahirkan sense of mastery pada materi-materi fisika. Pengalaman optimal seperti bereksperimen, diskusi, dan observasi bahkn menonton VCD tematik sesuai pokok bahasan merupakan metode yang dapat dipertimbangkn guru menjadi proses belajar mengajar yang berkesan bagi siswa.
Motivasi instrinsik belajar fisika siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai cara.. Selama proses belajar di kelas, guru perlu memberikan reward yang sesuai untuk keberhasilan belajar atau sikap positif siswa. Siswa yang berani bertanya, berani menjawab, atau berani mencoba menyelesaikan soal di papan tulis patut diberi pujian untuk memotivasi belajar mereka. Kesalahan atau kegagalan siswa perlu diberi harapan agar motivasi instrinsik mereka tetap stabil. Selffulfilling prophecy atau pygmallion effect adalah salah satu bentuk penguatan perilaku yang positif yang dapat meningkatkan harga diri siswa. Menyebut siswa sebagai anak yang cerdas, pintar atau rajin merupakan bentuk motivasi yang dapat dilakukan.
Adapun proses ilmiah fisika biasanya dinilai pada ujian praktikum. Aspek pelajaran ini banyak melibatkan keterampilan psikomotorik siswa selain keterampilan kognitif dan afektifnya. Kesulitan praktikum fisika dapat disebabkan kurangnya praktik dan latihan pada saat kegiatan belajar sehari-hari atau dikarenakan kurangnya alat dan bahan yang tersedia di sekolah. Faktor ini dapat pula merendahkan motivasi siswa untuk lebih mendalami fisika.
Pendekatan psikologi humanistik dapat diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun dan merencanakan eksperimen sendiri dan mengontrolnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Siswa diberi tugas merencanakan, menyusun dan mendemonstrasikan alat peraga atau praktikum sederhana yang sesuai dengan pokok bahasan, baik sendiri atau kelompok. Keberhasilan siswa dalam bereksperimen akan menguatkan motivasi instrinsik siswa.
Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan berbuat untuk memperoleh sesuatu. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti reward dan punishment. Sebagi contoh, seorang siswa akan belajar giat untuk memperoleh nilai yang baik dalam ujian. Guru fisika yang sering memberikan reward berupa pujian akan keberhasilan siswa, dapat membuat siswa terdorong untuk belajar. Sebagai contoh, hadiah sebuah permen untuk siswa yang berhasil menyelesaikan sebuah soal di depan kelas atau sebungkus coklat untuk siswa yang memperoleh nilai 100 dalam tes sumatif merupakan hal yang dapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ekstrinsik reward tidak selamanya dapat mengubah tingkah laku seperti yang diharapkan, tetapi dapat pula menurunkan motivasi instrinsik. Judi Cameron menyimpulkan dari seratus studi, bahwa reward verbal seperti pujian dan feedback yang positif dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi instrinsik siswa (Santrock, 2006).
Selain beberapa cara di atas, hal yang tidak boleh dilupakan untuk meningkatkan motivasi belajar adalah mengenai kepribadian guru fisika. Seorang guru yang ramah, senang membantu kesulitan belajar siswa, membimbing, dan bersahabat akan membuat siswa enjoy untuk belajar fisika. Mereka akan memperoleh salah satu pengalaman yang optimal setelah berinteraksi dan berhubungan dengan guru. Siswa tidak memiliki kecemasan yang berlebihan dalam belajar, dan merasa nyaman berada dekat dengan guru. Suasana kelas yang dibimbing oleh seorang guru yang disukai oleh siswa akan menjadikan proses belajar mengajar akan berlangsung optimal.
Metode belajar yang digunakan Jenis motivasi yang diberikan
Diskusi dan tanya jawab Pujian pada pertanyaan dan jawaban siswa baik benar atau salah.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning)  adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya.
Dari analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa disini teori belajar menurut skinner yang paling tepat. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila tidak belajar maka responnya akan menjadi turun. Hal ini terlihat pada kurangnya antusias siswa untuk belajar fisika karena siswa malas untuk belajar maka tidak ada respon saat guru menjelaskan didepan kelas. Sebaliknya jika siswa memiliki antusias yang tinggi untuk belajar dan berusaha untuk memahami pelajaran maka siswa tersebut akan mempunyai respon yang baik. Disini peran gugu juga sangat penting. Dalam teori skinner, guru perlu memperhatikan dua hal yaitu, pemilihan stimulus dan penguatan. Guru harus dapat memberikan stimulus yang dapat menarik perhatian siswa untuk belajar dan membuat pelajaran menjadi menyenangkan kemudian guru juga harus memberikan penguatan untuk mengetahui sampai mana siswa memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu guru juga harus dapat menguasai kelas dan menemukan cara mengajar yang menyenangkan yang dapat menarik minat siswa untuk belajar dan buatlah suasana belajar tidak monoton, sesekali bisa dilakukan belajar diluar kelas untuk melaksanakan praktikum, dengan demikian siswa tidak merasa bosan dan mempunyai minat untuk belajar sehingga,bukan hanya siswa yang mendapat respon dari guru tetapi guru juga mendapat respon dari siswa.










BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses  agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut
Siswa dan guru berperan penting dalam kegiatan belajar disekolah. Minat siswa untuk belajar dan cara mengajar guru merupakan faktor utama. Siswa yang tidak mempunyai minat untuk belajar maka akan mengalami kesulitan dalam belajar. Cara mengajar guru yang monoton juga merupakan salah satu faktor yang membuat siswa jenuh dan malas untuk belajar. Selain mengajar guru juga harus dapat menguasai kelas sehingga guru dapat membuat suasana belajar dikelas menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.


2.      Saran
Sebagai seorang guru seharusnya bisa membuat suasana kelas menyenangkan jangan hanya melaksanakan pelajaran dengan menjelaskan secara monoton karena hal tersebut membuat siswa jenuh. Sesekali belajar diluar kelas juga bisa dilakukan untuk menarik minat siswa dalam belajar dan membuat siswa tidak jenuh. Selain itu guru juga harus memberikan stimulus dan penguatan agar mendapat respon yang baik dari siswa.
Siswa juga harus sadar diri bahwa masa depannya itu tidak ditentukan oleh guru, tetapi masa depan setiap siswa dituntukan oleh siswa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
                                            
Tri anni, catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES PRESS
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta
Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
Suwarsono.2002.  Pendekatan Kontekstual pada PembelajaranF isika. Jakarta: Balai Pustaka